Source: daun Bungkus di Ambroben Biak/https://papuansphoto.wordpress.com |
Kami tidak seperti kamu, AINAN NURAN?
Kami hanya tamat edukasi dibawah rata-rata yang pernah kamu
raih
Kamu seolah-olah sudah ada di atas gunung Carstensz
Pyramid, Ainan?
dimana Ainan memandangi ke seluruh pelosok Papua
yang pikiranmu hanya ada kamu sendiri tanpa ada di
sekitarmu, atau?
ada di lereng Carstensz, bahkan kamu tiadakan di dekatmu
Pencipta kita.
Setauh kami, Ainan? kalau kami masak sesuatu diatas kuali,
sebelum angkat, kami biasanya rasa dulu apakah sudah masak atau mentah.
Oh iya Ainan, kami juga biasanya membaca teks yang ditulis
oleh guru-guru kami di sekolah tanpa mentelaah isi tulisan itu apa.
Kami dan kamu, Ainan, tidak selevel pendidikannya tapi kamu
justru sama dengan kami?
Ainan… data-data research yang kamu bacakan itu tidak
seperti yang kamu dipandang dari gunung cartensz ini, BECAUSE all of those are
out of the BOX,
Kalau kamu meman terpelajar mungkin kamu akan tolak
membacakan
Kalau kamu meluangkan baca jejak sejarah West Papua, tentu
dengan keterpelajaranmu akan sinkronisasikan dengan keyakinan/intelektualitasmu
dan pada akhirnya kamu akan sadar dan tolak membacakan isi teks itu.
Nara juga sama saja deng kamu, Ainan?, tahun lalu, Nara
membungkusi kata-kata dengan pepatah “satu jari menunjuk ke depan dan empat
jari menunjuk diri sendiri”. Dia tak sadar saat mempraktekan pepatah itu, #4
(empat) jari menunjuk dirinya sendiri. Tahun ini kamu, Ainan, kamu merangkum
tanggapan yang kamu baca itu dengan pepatah, “siapa menepuk air di dulang,
terpercik muka sendiri”. Siapa yang menepuk air dan muka siapa yang terpercik,
Ainan?
Ainan, kamu meman jahat, kamu penyebar HOAX dari gunung
cartensz, kami ada nonton kamu dari kaki gunung apa yang kamu lakukan disana,
jangan keluarkan air kabur dari top-gunung, nanti kami jadi
penyebar mesum.
Di kaki gunung:
Kami sedang mati misterius
Kami bayar jutaan pegi ke sekolah
Kami bayar satu semen saja jutaan
Kamu dari CGK ke DJJ ke SNK naik apa
Kami tidak banyak kata, yang kami mau menasehati kamu
adalah Please jangan diajarkan kelakuanmu seperti itu ke anak kamu dan suami
kamu bahkan orang-orang disekitarmu. Nanti dunia kacau gara-gara HOAX.
Karya: Nopi Jr
0 comments:
Post a Comment