"Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk! Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri sanak famili!" Najwa Shihab.
Siapa
yang tidak tahu kata pintar dan baik. Keduanya kerap bahkan selalu terdengar
kehidupan kita sehari-hari. Pintar dalam KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia) berarti
cerdik, tangkas dan mahir (melakukan atau megerjakan sesuatu). Baik adalah bisa
dibilang orang tersebut tidak ada celahnya artinya jauh dari tali-tali bertentangan
dengan ketetapan Allah.
Kemudian
kita semua sudah pasti sangat memahami jika menjadi orang pintar itu mudah,
anda perlu rajin melakukan sesuatu seperti membaca, menulis, sekolah dan
kegiatan lagi sesuai ingin anda untuk menjadi anda ahli dalam bidangnya dengan
usaha itu semua anda sudah menjadi orang pintar dan pintar bisa mendatangkan
kesuksesan bagi hidup anda pastinya. Namun dengan kepintaran itu tak jarang
dari mereka hanya menjual kepintaran mereka hanya untuk keburukan alias pintar
keblinger dimana mereka terlalu pintar yang pada akhirnya kebablasan dengan
tujuan demi kepentingan pribadi dan golongan.
Seperti
yang terjadi saat ini dalam negeri kuta tercinta ini dimana banyak orang pintar
tapi tidak menggunakan kepintaran mereka untuk melakukan hal yang baik namun
menggunakan kepintaran mereka untuk berbuat seenaknya dalam negeri ini dengan
alasan itu dan ini. Orang-orang seperti ini mensurvei jalan baru dan akhirnya
menstreotipe sampai melahirkan sebuah kata tadi yakni mahir (melakukan atau
megerjakan sesuatu) dengan kata-kata manisnya yang keluar dari lahiriah saja tidak
berdasarkan pada keyakinan yang mereka anuti. Bahkan merekan menciptakan jargon
seperti sok pintar!
Cukup
tragis memang jika seseorang menggunakan ilmu kepintarannya hanya untuk merusak
orang lain bahkan negerinya sendiri dan ini hanya demi jabatan dan pangkat
saja. Mereka tak memahami apa arti kepintaran mereka dan jauh dari kata pintar
yang benar yang ada hanya pintar terlalu berkuasa. Masih banyak contoh lain
jika menjadi orang pintar itu mudah sepertinya pintar nipu, pintar korupsi,
pintar fitnah, pintar adu domba dan pintar maling. Adakah dari kita yang pintar
beneran hingga mereka berbuat baik atas kepintaran mereka tersebut? entahlah,
Mungkin ada namun mereka engan menunjukan jati diri karena orang seperti ini
hanya ingin memberi melalui tindakan bukan sekedar berisik tak karuan.
Untuk
menjadi pintar baik pula itu bukanlah hal yang mudah pastinya karena menjadi
orang baik itu tak semudah menjadi orang pintar ternyata. Menjadi orang baik
itu banyak musuhnya dan banyak rintanganya namun kuatir kebaikan itu tak akan
hilang dan membuatmu celaka karena tihan selalu bersama orang yang baik dan itu
pasti. Jangan takut kehilangan sesuatu karena anda menjadi orang baik karena
tuhan yang kuasa telah berjanji jika orang baik akan mendapatkan sesuatu yang
lebih indah baik didunia bahkan dialam sana kelak yang tentunya abadi dalam
kebaikan.
Tak
perlu kau merasa takut jika melakukan kebaikan karena kebaikan akan membuat
hidupmu tenang daripada pintar tapi tak baik itu percuma hanya akan membuatmu
gelisah. Jadi pilih jadi orang pintar dalam keburukan atau pintar demi
kebaikan. Semoga bermanfaat untuk anda semuanya, terima kasih.
“Buat
apa pintar kalau pas jadi pejabat hanya buat nyolong dan curi uang rakyat.
Jadi, yang harus dituntut di negeri ini adalah orang yang JUJUR,” Ahok.
0 comments:
Post a Comment