Apr 2, 2017

Belajar Dari Kibrot-Taawa, Tempat Orang-orang Perakus

Bilangan 11:34, Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, e  karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.

Ilustrasi/Perakus-bisa juga berdampak kematian.

Dalam kitab Bilangan 11 adalah fragmen menyedihkan yang mencatat orang-orang bajingan bernafsu rakus yang menyusup dalam kembara Israel di padang gurun. Mereka berseru, “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?” (ayat 4). Mereka meratap karena tak bisa lagi makan daging. Mereka menyesal telah dibebaskan dari perbudakan Firaun, “Kita teringat pada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, pada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat” (ayat 5-6).

Dari ayat diatas ini, dirangkumkan oleh Tuhan adalah salah satu sikap yang paling dibenci Allah adalah nafsu rakus, yaitu suatu nafsu liar yang mempengaruhi manusia dewasa ini. Karena nafsu inilah hutan menjadi gundul, keindahan alam menjadi rusak, iklim pun mulai berubah. Alam yang hijau jadi tercemar, limbah-limbah liar semakin menumpuk dan sepertinya hal ini tidak bisa dikendalikan.  Nafsu rakus ini juga mengakibatkan dua bangsa atau lebih terlibat dalam suatu peperangan, akibatnya rumah-rumah hancur, ribuan bahkan jutaan jiwa melayang. Nafsu rakus sedang melanda dunia ini, ia muncul kerena tiap-tiap orang ingin menangnya sendiri. Begitu banyak orang yang mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli apakah orang lain dirugikan atau tidak, bahkan tidak peduli istri atau anaknya menderita atau tidak, yang penting dirinya bisa menikmati kenikmatan dunia. Kita Tarik salah satu contoh simple, saat Pilkada datang, pendukung ramai mendukung pecalon kegemaranya. Setelah dengar suara terbanyak, atau orang yang pantas jadi memimpin, kubuh lawannya mencari tahu untuk menjatuhkan orang yang secara demokratis sudah layak jadi pemimpin. Disitulah gambar klise/negatif muncul yang akhirnya membuat jalan luncur menuju maut. Tobat sudah kamu (Papuans).

Lanjut ayat diatas, Kibrot – Taawa adalah tempat pekuburan bagi segala kerakusan. Bernafsu rakus adalah penampakan ketidak percayaan atas pemeliharaan Allah dalam hidupnya. Sifat itu pernah ditampakkan oleh bangsa Israel pada perjalanan proses menuju ke Tanah Kanaan. Pada Keluaran 16 diceritakan bagaimana tiap hari Tuhan menyediakan bagi orang Israel manna pada pagi hari dan burung puyuh pada sore hari. Orang Israel belajar bersandar pada Tuhan karena Tuhan selalu akan menyediakan kebutuhan mereka. Hal ini ditekankan melalui petunjuk untuk memungut dua kali lipat banyaknya pada hari keenam karena manna tidak akan diberikan pada hari ketujuh atau hari Sabat. Dengan demikian orang Israel belajar percaya bahwa yang dikumpulkan pada hari keenam tidak akan membusuk apabila disimpan sampai dengan pada hari ketujuh.

Belajar dari Kibrot-taawa

Perjanjian Lama selalu mengingatkan bahwa kita ada karena Tuhan dan bahwa semua yang ada pada kita ialah karena Tuhan. Bahkan umat Tuhan dipanggil hidup untuk Tuhan, demi Tuhan dan bagi Tuhan. pemeliharaan akan Hidup kita ada pada rencana pekerjaanNya. Marilah kita belajar dari bangsa Israel.Bila mereka bersandar pada Allah itu berarti mereka menghormati Allah. Namun sebaliknya, bangsa Israel yang menunjukkan kerakusan maka hal itu bukti dari iman yang kecil dan tidak yakin akan pemeliharaan Allah. Marilah kita belajar juga belajar dari contoh orang Israel bersandar pada Tuhan. Dengan demikian kita akan tahu rahasia kepuasan sejati karena kita tahu Tuhan akan selalu menyediakan apa yang kita perlukan. Marilah kita juga belajar menantikan Tuhan bertindak dalam hidup kita untuk menunjukkan rencanaNya dan menyatakan kebaikanNya.

Nikmatilah berkat Tuhan, dengan ucapan syukur, bukan dengan rebutan dan sikap rakus. Jikalau seseorang dapat berkat Tuhan, tetapi tidak bisa mengekang nafsunya maka Tuhan bisa murka. Allah tidak suka orang yang rakus, sebab rakus itu sama dengan mementingkan diri sendiri, tidak tahu mengucap syukur, dan egois. Allah mau hidup kita terkontrol dengan baik, jika berdoa berdoalah dengan penuh ucapan syukur. Jangan sampai kita berdoa, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kita salah berdoa, sebab yang kita minta itu hendak di habiskan untuk memuaskan hawa nafsu saja (Yakobus 4:3).      

1 comment: