Bilangan
11:34, Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, e karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang
bernafsu rakus.
Ilustrasi/Perakus-bisa juga berdampak kematian. |
Dalam kitab Bilangan 11 adalah fragmen menyedihkan yang mencatat orang-orang bajingan bernafsu rakus yang menyusup dalam kembara Israel di padang gurun. Mereka berseru, “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?” (ayat 4). Mereka meratap karena tak bisa lagi makan daging. Mereka menyesal telah dibebaskan dari perbudakan Firaun, “Kita teringat pada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, pada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat” (ayat 5-6).
Dari
ayat diatas ini, dirangkumkan oleh Tuhan adalah salah satu sikap yang paling
dibenci Allah adalah nafsu rakus, yaitu suatu nafsu liar yang mempengaruhi
manusia dewasa ini. Karena nafsu inilah hutan menjadi gundul, keindahan alam
menjadi rusak, iklim pun mulai berubah. Alam yang hijau jadi tercemar,
limbah-limbah liar semakin menumpuk dan sepertinya hal ini tidak bisa
dikendalikan. Nafsu rakus ini juga mengakibatkan
dua bangsa atau lebih terlibat dalam suatu peperangan, akibatnya rumah-rumah
hancur, ribuan bahkan jutaan jiwa melayang. Nafsu rakus sedang melanda dunia
ini, ia muncul kerena tiap-tiap orang ingin menangnya sendiri. Begitu banyak
orang yang mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli apakah orang lain
dirugikan atau tidak, bahkan tidak peduli istri atau anaknya menderita atau
tidak, yang penting dirinya bisa menikmati kenikmatan dunia. Kita Tarik salah
satu contoh simple, saat Pilkada datang, pendukung ramai mendukung pecalon
kegemaranya. Setelah dengar suara terbanyak, atau orang yang pantas jadi
memimpin, kubuh lawannya mencari tahu untuk menjatuhkan orang yang secara
demokratis sudah layak jadi pemimpin. Disitulah gambar klise/negatif muncul yang
akhirnya membuat jalan luncur menuju maut. Tobat sudah kamu (Papuans).
Lanjut
ayat diatas, Kibrot – Taawa adalah tempat pekuburan bagi segala kerakusan.
Bernafsu rakus adalah penampakan ketidak percayaan atas pemeliharaan Allah
dalam hidupnya. Sifat itu pernah ditampakkan oleh bangsa Israel pada perjalanan
proses menuju ke Tanah Kanaan. Pada Keluaran 16 diceritakan bagaimana tiap hari
Tuhan menyediakan bagi orang Israel manna pada pagi hari dan burung puyuh pada
sore hari. Orang Israel belajar bersandar pada Tuhan karena Tuhan selalu akan
menyediakan kebutuhan mereka. Hal ini ditekankan melalui petunjuk untuk
memungut dua kali lipat banyaknya pada hari keenam karena manna tidak akan
diberikan pada hari ketujuh atau hari Sabat. Dengan demikian orang Israel
belajar percaya bahwa yang dikumpulkan pada hari keenam tidak akan membusuk
apabila disimpan sampai dengan pada hari ketujuh.
Belajar
dari Kibrot-taawa
Perjanjian
Lama selalu mengingatkan bahwa kita ada karena Tuhan dan bahwa semua yang ada
pada kita ialah karena Tuhan. Bahkan umat Tuhan dipanggil hidup untuk Tuhan,
demi Tuhan dan bagi Tuhan. pemeliharaan akan Hidup kita ada pada rencana
pekerjaanNya. Marilah kita belajar dari bangsa Israel.Bila mereka bersandar
pada Allah itu berarti mereka menghormati Allah. Namun sebaliknya, bangsa
Israel yang menunjukkan kerakusan maka hal itu bukti dari iman yang kecil dan
tidak yakin akan pemeliharaan Allah. Marilah kita belajar juga belajar dari
contoh orang Israel bersandar pada Tuhan. Dengan demikian kita akan tahu
rahasia kepuasan sejati karena kita tahu Tuhan akan selalu menyediakan apa yang
kita perlukan. Marilah kita juga belajar menantikan Tuhan bertindak dalam hidup
kita untuk menunjukkan rencanaNya dan menyatakan kebaikanNya.
Nikmatilah
berkat Tuhan, dengan ucapan syukur, bukan dengan rebutan dan sikap rakus.
Jikalau seseorang dapat berkat Tuhan, tetapi tidak bisa mengekang nafsunya maka
Tuhan bisa murka. Allah tidak suka orang yang rakus, sebab rakus itu sama
dengan mementingkan diri sendiri, tidak tahu mengucap syukur, dan egois. Allah
mau hidup kita terkontrol dengan baik, jika berdoa berdoalah dengan penuh
ucapan syukur. Jangan sampai kita berdoa, tetapi kamu tidak menerima apa-apa,
karena kita salah berdoa, sebab yang kita minta itu hendak di habiskan untuk
memuaskan hawa nafsu saja (Yakobus 4:3).
ffg
ReplyDeleteThank you,this topick have a connectivity with reality contects from corona viruses diseases in the year..world is in the Kibrot-Taawa situation. Thank you.
ReplyDelete