Dec 23, 2016

GusDur: Natal Bukan Hanya Nasrani

"Tuhan tidak perlu dibela, Dia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil." Gusdur
gusdur.net
Selamat Natal, request saya. Maaf ya, aku Muslim, seorang netizen di FB yang serta merta dia komen di kotak komentar FB saya. Maksudnya? tambah saya tuk permintaan yang jelas dari dia. Aku Islam bukan Nasrani, jawabnya kedua kali. Kenapa tidak bilang selamat Natal. Akankah anda setelah bilang Natal anda mati? Jawab saya. Dia tidak lanjut lagi, entah apa saya tidak tahu.

Banyak media nasional maupun internasional sedang ramai soal Agama. Agama meman tempat orang beriman berhimpun dalam kepercayaan dan penyembahan kekuatan pengendali kuasa, terutama Tuhan pribadi.

Saya tidak mati ko ketika saya diundang makan bareng dengan keluarga dekat orang Islam di Nabire pada saat Ramadhan apalagi saya pernah salam asalamalekun pas saya sedang masuk pintu dan pada saat keluar bahkan selalu saya belajar Agama islam sekalipun. Pernah saya tulis tulisan islam alias arab kok? Dengan demikian, apakah setelah saya melalukan semuanya itu, saya mati? Tidak, agama tidak pernah mengajarkan kamu punya adama adalah haram, tidak baik dan lain sebagainya hanya ada kata-kata ke-10 ketetapan Allah dimana kita tidak harus melakukannya.

Buat toleran bukan hanya kepada sesame agamamu, rasmu, antar-golonganmu tapi juga melebarkanlah nilai toleransi kepada siapa saja dan agama apa saja. Bukankah Tuhan Yesus pernah katakan, “kalau kalian beri secangkir air kepada mereka yang dahaga, itu sama saja beri aku minum.” Jika Anda membagi toleransimu kepada yang lain maka Anda adalah salah seorang pengikut-Nya.

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal orang bukan hanya sebagai Presiden RI yang ke-4, tetapi seorang pendobrak sejarah di negeri ini.
Bagaimana tidak, di zaman kepemimpinannya Gus Dur berani meluruskan arti toleransi yang sebenarnya.

Toleransi antar umat beragama yang bukan sekedar semboyan tapi tindakan nyata.
Terbukti, perayaan Imlek bagi umat Tionghoa dijadikan hari libur nasional di zaman kepemimpinan Gus Dur.

Bukan itu saja, pernyataan yang menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang menjunjung toleransi yang tinggi antar umat beragama juga selalu dilontarkannya. Maka ia menamakan Indonesia adalah bukan lagi minoritas/mayoritas tapi multi-minoritas seperti slogan Negara “berbeda-beda tetapi tetap satu”

Jelang Natal 2015, Netizen tanah air viral dengan tulisan yang diposting oleh seorang pemilik akun facebook Mochtar Marhum II, tentang Perayaan Natal.

Kalimat berkesan itu bunyinya:  "Mestinya yang merayakan Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam dan umat beragama lain, bahkan seluruh umat manusia. Sebab Yesus Kristus atau Isa Al-Masih adalah juruselamat seluruh umat manusia, bukan juru selamat umat Kristen saja."

Kalimat ini dilontarkan Gus Dur saat membawakan Sambutan di acara perayaan Natal bersama umat Kristen 27 Desember 1999.


Biarlah kita rukun satu dengan lainnya, mudah-mudahan kita diberkati kehidupan kita sehari-hari dan janganlah Anda coba-coba anti kepada agama apapun, lerahkanlah hatimu untuk memuji-muji kepada yang lain sehingga kita dapat dipulihkan secara personal, keluarga, lingkungan dan bangsa kita tercinta. Semoga!

0 comments:

Post a Comment