gusdur.net |
Selamat Natal,
request saya. Maaf ya, aku Muslim,
seorang netizen di FB yang serta merta dia komen di kotak komentar FB saya. Maksudnya? tambah saya tuk permintaan
yang jelas dari dia. Aku Islam bukan
Nasrani, jawabnya kedua kali. Kenapa
tidak bilang selamat Natal. Akankah anda setelah bilang Natal anda mati? Jawab
saya. Dia tidak lanjut lagi, entah apa saya tidak tahu.
Banyak
media nasional maupun internasional sedang ramai soal Agama. Agama meman tempat
orang beriman berhimpun dalam kepercayaan dan penyembahan kekuatan pengendali kuasa,
terutama Tuhan pribadi.
Saya
tidak mati ko ketika saya diundang makan bareng dengan keluarga dekat orang
Islam di Nabire pada saat Ramadhan apalagi saya pernah salam asalamalekun pas saya sedang masuk pintu
dan pada saat keluar bahkan selalu saya belajar Agama islam sekalipun. Pernah saya
tulis tulisan islam alias arab kok? Dengan demikian, apakah setelah saya
melalukan semuanya itu, saya mati? Tidak, agama tidak pernah mengajarkan kamu
punya adama adalah haram, tidak baik dan lain sebagainya hanya ada kata-kata
ke-10 ketetapan Allah dimana kita tidak harus melakukannya.
Buat
toleran bukan hanya kepada sesame agamamu, rasmu, antar-golonganmu tapi juga
melebarkanlah nilai toleransi kepada siapa saja dan agama apa saja. Bukankah Tuhan
Yesus pernah katakan, “kalau kalian beri
secangkir air kepada mereka yang dahaga, itu sama saja beri aku minum.” Jika
Anda membagi toleransimu kepada yang lain maka Anda adalah salah seorang
pengikut-Nya.
Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur dikenal orang bukan hanya sebagai Presiden RI yang ke-4,
tetapi seorang pendobrak sejarah di negeri ini.
Bagaimana
tidak, di zaman kepemimpinannya Gus Dur berani meluruskan arti toleransi yang
sebenarnya.
Toleransi
antar umat beragama yang bukan sekedar semboyan tapi tindakan nyata.
Terbukti,
perayaan Imlek bagi umat Tionghoa dijadikan hari libur nasional di zaman
kepemimpinan Gus Dur.
Bukan
itu saja, pernyataan yang menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang
menjunjung toleransi yang tinggi antar umat beragama juga selalu
dilontarkannya. Maka ia menamakan Indonesia adalah bukan lagi
minoritas/mayoritas tapi multi-minoritas seperti slogan Negara “berbeda-beda
tetapi tetap satu”
Jelang
Natal 2015, Netizen tanah air viral dengan tulisan yang diposting oleh seorang pemilik
akun facebook Mochtar Marhum II, tentang Perayaan Natal.
Kalimat
berkesan itu bunyinya: "Mestinya
yang merayakan Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam dan
umat beragama lain, bahkan seluruh umat manusia. Sebab Yesus Kristus atau Isa
Al-Masih adalah juruselamat seluruh umat manusia, bukan juru selamat umat
Kristen saja."
Kalimat
ini dilontarkan Gus Dur saat membawakan Sambutan di acara perayaan Natal
bersama umat Kristen 27 Desember 1999.
Biarlah
kita rukun satu dengan lainnya, mudah-mudahan kita diberkati kehidupan kita
sehari-hari dan janganlah Anda coba-coba anti kepada agama apapun, lerahkanlah
hatimu untuk memuji-muji kepada yang lain sehingga kita dapat dipulihkan secara
personal, keluarga, lingkungan dan bangsa kita tercinta. Semoga!
0 comments:
Post a Comment